IP Addressing dan Subnetting

IP Address dan DNS

IP Address, adalah alamat sesungguhnya pada sebuah komputer atau host (sesuatu yang dianggap sebagai komputer, seperti HP, server, router dan lainnya). Jika selama ini kita menggunakan nama ‘google.com’ sebagai nama panggil dari situs google, maka sebenarnya nama tersebut hanyalah terjemahan pada bahasa manusia. Alamat sesungguhnya adalah berupa susunan yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu IP Address. Proses penterjemahan adalah menggunakan metode yang diberi nama DNS (Domain Name System). IP Address saat ini telah mencapai versi 6. Namun jenis IP yang digunakan saat ini paling populer adalah IP Address versi 4.
Continue reading “IP Addressing dan Subnetting”

[Flash Back] VirtualHost Apache dan Nginx

virtualhost-block

Webserver, entah apache atau nginx dan lain sebagainya akan mengenal istilah ServerName atau nama panggil. Sebuah server yang dipanggil dengan nama tertentu, misal namaserver.com, akan terjadi proses pengambilan dokumen di dalam webserver. Lokasi dokumen tersebut dinamakan DocumentRoot. Oleh karena itu dalam server apache, akan muncul sintaks konfigurasi seperti berikut:

Continue reading “[Flash Back] VirtualHost Apache dan Nginx”

Konsep LISTEN dalam network service

Layanan jaringan ( network service ) seperti web, database RDBMS, ssh, dan lain sebagainya, menganut mazhab konsep client-server. Client artinya peminta / pengguna layanan, dan server adalah penyedia layanan. Antara client dan server memiliki kesepakatan melalui sebuah jalur virtual yang dinamakan protokol. Protokol tersebut dilambangkan dengan angka port. Angka port yang tersedia adalah 1-65535. Beberapa jalur populer / penting telah diregisterkan memiliki port default seperti :

Web / HTTP port 80
SSH port 22
telnet port 23
FTP port 21
https port 443

dan lain sebagainya.

 
Continue reading “Konsep LISTEN dalam network service”

Meminjam IP Publik Lain Network untuk Web Server Lokal dengan SSH


Masih seputar SSH seperti pada posting sebelumnya di https://blogit.bimosaurus.com/2014/06/13/back-connect-dengan-menggunakan-reverse-ssh/

 

backconnect

 
Continue reading “Meminjam IP Publik Lain Network untuk Web Server Lokal dengan SSH”

Back Connect dengan Menggunakan Reverse SSH

 

 

Gambar diatas adalah sebuah skema. Kadang kita ada dalam posisi si orang pengakses Server tersebut. Si orang tersebut ingin mengakses komputer server yang terletak di dalam kantornya, dan terdapat di balik Firewall, alias tidak memiliki IP Publik yang dapat dijangkau dari sisi internet. Kondisi server itu sendiri, bisa melakukan akses ke internet dengan baik. Namun karena dia ber IP Lokal dan berlokasi di intranet, dia tidak dapat diakses.
Continue reading “Back Connect dengan Menggunakan Reverse SSH”

[Tips Trick] Mengatur BitRate/Bautrate Modem SMS dan Internet di Linux

Seiring dengan pesatnya teknologi yang berjalan di era ini, terutama teknologi mobile dan seluler, maka semakin meningkat juga kebutuhan akan modem mobile, baik modem GSM maupun CDMA berbagai jenis. Modem ini sesuai dengan namanya bertugas untuk memodulasi dan demodulasi frekuensi pembawa suatu data. Baik data itu adalah data internet ataupun data yang lain.Modem GSM/CDMA membawa data internet dan bertugas memisahkan data internet dari frekuensi pembawanya. Modem ini bekerja dengan frekuensi tertentu yang sering disebut dengan BITRATE atau BAUDRATE. Untuk di Windows, cara mengetahui frekuensi kerja dari sebuah modem ini tinggal dilakukan di Device Manager. Baudrate/bitrate dapat diatur sesuai dengan kebutuhan, yang nantinya mungkin akan digunakan untuk internet (jika di linux menggunakan wvdial), untuk SMS Gateway (baik menggunakan engine Gammu, SMSTools, Kannel, GNokii) untuk saling disesuaikan terhadap konfigurasi engine tersebut.

Jika di windows sudah sangat mudah cara mengetahui dan mengatur bitrate, bagaimanakah di Linux? Sangat mudah. Kita tinggal memanfaatkan perintah stty.Namun sebelumnya memang harus dipastikan terlebih dahulu, modem terinsert / termount di bagian mana. Untuk linux, modem biasanya akan termount sebagai ttyUSB0 di direktori /dev/ . Jika biasanya kita menggunakan USB modem, maka kita tinggal mencari di :

ls /dev/ | grep ttyUSB

 

Jika modem USB telah plug / terpasang, maka akan muncul seperti ini :

crw--w----   1 root tty         4,  20 2012-05-15 07:14 ttyUSB0

 

Jika tidak muncul berarti modem USB belum terpasang. Bisa juga kita gunakan perintah dmesg seperti :

 

dmesg | grep ttyUSB | more

 

Jika telah terpasang, biasanya akan muncul seperti ini :

 

[   22.996872] usb 3-2: pl2303 converter now attached to ttyUSB0

 

selanjutnya dengan mode root, kita lakukan pengecekan Bitrate dengan cara :

 

stty -F [device]

 

Contoh

 

stty -F  /dev/ttyUSB0

 

perintah ini akan menghasilkan keluaran angka misal : 9600

 

Bagaimana untuk mengatur bitrate? Pengaturan bitrate masih sama, menggunakan stty. Hanya saja perlu ditambahkan angka bit yang bisa dimasukkan sebagai bitrate modem pada bagian setelah -F , seperti contoh berikut:

 

stty 115200 -F /dev/ttyUSB0

 

Selama modem tersebut kuat dan dapat menerima value tersebut, modem akan terset dengan angka tersebut. Angka yang bisa digunakan antara lain : 9600, 19200, 57600, 115200, 230400. Tergantung kekuatan modem. Setelah itu seharusnya anda check kembali apakah stty telah bisa dijalankan dengan angka tersebut. Nah setelah itu, anda test server SMS Gateway anda, atau Wvdial anda. Semoga artikel ini bermanfaat

 

 

Contoh konfigurasi yang biasa digunakan :

  • Gammu, konfigurasi pada gammurc dan smsdrc / gammu-smsdrc
    
    [gammu]
    .
    .
    device = com[sekian]
    connection = at115200
    .
    .
    
    
  • SMS Tools, konfigurasi ada pada /etc/smsd.conf atau custom
    .
    .
    [GSM1]
    device = /dev/ttyUSB0
    incoming = yes
    baudrate = 9600
    
    .
    .
    
    
  • WVDial, konfigurasi pada /etc/wvdial.conf
    .
    .
    Modem = /dev/ttyUSB0
    Baud = 9600
    New PPPD = yes
    
    .
    .
    

[Contoh] Operasional Sharing Directory Linux Mode Console Client Mode

Dalam sebuah jaringan LAN atau WAN, sudah wajar jika digunakan sharing directory / folder untuk dapat diakses oleh komputer lain dalam jaringan tersebut. Dalam sistem struktur directory Windows terdapat dua model perlakuan, yaitu mode GUI dan mode COMMAND LINE. Mode GUI sangatlah mudah, tinggal pilih foldernya, klik kanan, share. Namun memang ada pilihan juga yaitu apakah akan menggunakan Just Enable Simple File Sharing atau tidak. Jika tidak, maka kita harus menentukan akun user yang dapat mengakses folder tersebut. Mode command line, dapat dilakukan dengan mudah juga, tinggal menggunakan opsi dalam command NET SHARE.

Demikian juga proses melakukan akses ke komputer lain, untuk Windows tinggal melakukan pembukaan Windows explorer, dan ketik \\namakomputer atau \\ipaddress. Mode Command Prompt juga akan mudah dilakukan dengan menggunakan opsi NET SHARE. Untuk lebih jelas tentang sharing directory windows, akan dijelaskan lebih lanjut dalam posting tersendiri.

 

Untuk linux, sharing directory dapat dilakukan dengan menggunakan SAMBA. Sharing ini baik di Windows maupun Linux bersifat Client – Server, dimana folder ter-share akan diletakkan pada posisi server. Samba ini memanfaatkan port sharing Windows yaitu 135, 139 (netbios-ssn) dan 445 (microsoft-ds). Mode yang bisa digunakan ada dua juga, yaitu mode GUI dan mode Command Line.

 

CLIENT MODE

Client adalah pengakses layanan dari server samba. Proses melakukan akses dengan mode GUI, dapat dilakukan dengan sangat mudah, buka File Manager anda, entah dengan nautilus atau konqueror, atau yang lain, ketikkan smb://namakomputer atau smb://ipaddress

Kira-kira hasilnya akan seperti ini

 

Jika berpassword, tentu akan diminta username dan password dari shared folder tersebut. Server dapat juga dari direktori yang berasal dari windows, linux ataupun yang lain.

 

Untuk COMMAND LINE mode, ini juga dibutuhkan karena kadang server yang kita gunakan sengaja tidak mendukung tampilan grafis. Maka dapat kita gunakan langkah berikut ini:

  1. Melihat direktori tershare dengan perintah :
    smbclient -L ipaddress
  2. Melakukan pembuatan direktori di komputer lokal untuk menampung shared directory. Contoh :
    mkdir tempshare
  3. Melakukan mounting tipe samba dari shared komputer yang terlihat ke dalam direktori lokal yang dibuat:
    sudo mount -t smbfs //192.168.1.100/share tempshare/

 

Contoh :

smbclient -L 192.168.1.100

 

hasil:

Unknown parameter encountered: "netbios"
Ignoring unknown parameter "netbios"
Enter bimo's password:
Domain=[NOGROUP] OS=[Unix] Server=[Samba 3.4.0]

Sharename       Type      Comment
---------       ----      -------
IPC$            IPC       IPC Service (wedhus-laptop server (Samba, CentOS))
print$          Disk      Printer Drivers
Print_to_PDF    Printer   Print to a PDF File
MP140-series    Printer   Canon MP140 series
Canon-iP2700-series Printer   Canon iP2700 series
Canon-iP1800-series Printer   Canon iP1800 series
share           Disk
Domain=[NOGROUP] OS=[Unix] Server=[Samba 3.4.0]

Server               Comment
---------            -------
WEDHUS-LAPTOP          wedhus-laptop server (Samba, CentOS)

Workgroup            Master
---------            -------
NOGROUP              WEDHUS-LAPTOP

Di situ terlihat sebuah folder share bernama SHARE

mkdir tempshare

sudo mount -t smbfs //192.168.1.100/share tempshare/

ls tempshare

hasilnya adalah

imagessky  nasadump2409.sql  rumcug.exe  tgbop  tinymce.zip  usb-driver-c2000.zip  vnc-4_1_3-x86_win32.exe  vnc-4_1_3-x86_win32.zip

 

Untuk melepas sharing, dapat dilakukan dengan :

umount tempshare

 

 

Untuk mode setting server sharing, akan dapat dibahas di lain posting. 🙂 Semoga bermanfaat.