[Tips] Beda Operator = dan =& dalam PHP

Seringkali dalam sebuah kode akan kita jumpai kode seperti ini :

.
$variable =& filter($string);

Atau

$val =& $ret;

Sebenarnya apa bedanya “=&” dengan tanda “=” biasa?

Tanda “=” dapat dikombinasikan dengan beberapa tanda lain sehingga membentuk operator baru. Antara lain adalah:

  • = berarti memasukkan suatu nilai, dari operand sebelah kanan ke sebelah kiri. Sebagai contoh adalah
    
    $a = 1;
    
    

    Artinya memasukkan nilai 1 terhadap variabel $a.

  • == berari adalah memberikan suatu perbandingan. Jika sebelah kiri sama dengan sebelah kanan. Misal:
    if( $a==1 ){
    echo $a;
    }else{
    echo "not 1";
    }
    

    Tanda perbandingan juga akan dapat digunakan dengan kombinasi = dan < atau >. =< artinya bahwa sebelah kiri kurang dari atau sama dengan. Sedangkan => adalah jika tanda sebelah kiri lebih dari atau sama dengan kanan.

    Contoh lain :

    $i = 1;
    while( $i<=100 ){
    echo $i;
    $i++;
    }
    
    
  • =. Artinya adalah memasukkan value string lanjutan pada variable yang ada sebelumnya. Misal:
    $a = "Satu ";
    $a =. "Dua ";
    $a =. "Tiga ";
    echo $a;
    

    Akan menghasilkan : Satu Dua Tiga

  • =& Artinya adalah memasukkan sebuah value yang isinya akan berubah sesuai dengan isi referensi variabel sebelumnya. Tentu hal ini akan mudah dijelaskan dengan contoh berikut ini, misal akan kita coba memasukkan isi dari variable $a sebagai value variable $b
    $a = "satu
    "; $b = $a; echo $a; echo $b;

    hasilnya adalah

    satu
    satu

    apa jadinya jika isi variable $a kemudian kita ubah:

    $a = "satu
    "; $b = $a; $a = "dua"; echo $a; echo $b;

    Ternyata isi $a akan berubah menjadi "dua" dan isi $b tetap "satu". Bagaimanakah agar isi B juga berubah ketika A diubah? Yaitu dengan memberikan tanda =& pada saat memasukkan value $a terhadap $b.

    $a = "satu
    "; $b =& $a; $a = "dua"; echo $a; echo $b;

    Hasilnya adalah $b akan tetap sama meski $a berubah

  • &= adalah merupakan kependekan dari sebuah proses operasi bitwise-operator and yang akan sangat panjang dijelaskan disini karena melibatkan Biner Digit.
    $a &= $b;
    

    adalah singkatan dari proses

    $a = $a & $b;
    
  • === adalah hampir sama dengan ==, namun memiliki syarat bahwa sisi kiri operator harus sama tipe datanya dengan sisi kanan
    
    

    Akan berbeda hasil dengan

    
    

    karena pada contoh kedua angka tiga diapit tanda kutip menunjukkan string, sedang contoh pertama adalah numerik

Nah kira-kira sekian dulu, terimakasih yang sudah mengirimkan pertanyaan untuk inspirasi posting ini. 🙂 Semoga bermanfaat

7 Fitur Command/Perintah Internal Linux yang Tidak Ada Persamaannya di Windows/DOS

Linux, secara dasar, memiliki keunggulan dalam mengolah string dan file dibanding dengan sistem operasi Windows. Beberapa command / perintah dasar linux, ternyata tidak dapat disaingi oleh windows, selain dengan installasi program external windows lagi. Beberapa command atau perintah dasar itu adalah :

 

grep

grep adalah suatu perintah yang digunakan untuk melakukan penyaringan suatu keluaran dari perintah lain berdasarkan kata/karakter. Contoh penggunaannya adalah , misal saya ingin mencari direktori yang mengandung kata foto dalam direktori /home/bimo/ pada komputer saya. Maka saya lakukan seperti ini:

ls -al /home/bimo/ | grep foto

hasilnya adalah :

drwxr-xr-x   8 bimo     bimo       832 2011-12-29 22:24 foto
-rw-r--r--   1 bimo     bimo   1857828 2012-03-18 18:02 foto_saya.png

 

Artinya bahwa dengan fasilitas pipa dengan tanda | yang artinya adalah dilanjutkan dengan perintah berikutnya, maka hasil dari ls -al /home/bimo akan dilanjutkan dengan persyaratan “yang memiliki kata foto”

 

Berarti dengan demikian grep dapat diintegrasikan dengan perintah lain seperti locate, cat, dan lain-lain yang menghasilkan keluaran

 

tail

Perintah tail ini berfungsi untuk menampilkan suatu file sejumlah 10 baris terakhir. Perintah tail ini dapat dilanjut dengan opsi tertentu seperti -n, -f dan lain-lainnya. Tail -n dapat digunakan untuk menentukan berapa baris terakhir yang akan ditampilkan. Misal:

tail -n 1000 /var/log/messages

Berarti kita akan menampilkan 1000 baris terakhir dari /var/log/messages. Tail -f lebih usefull lagi, yaitu untuk keperluan menampilkan secara realtime dari baris akhir sebuah file. Misal kita akan tampilkan /var/log/messages secara terus menerus, kita tinggal mengetik :

 

tail -f /var/log/messages

 

Untuk keluar dapat digunakan tombol q

 

Untuk linux jenis baru telah dibentuk juga tailf yang artinya tail -f. Tail dapat juga diperlakukan seperti demikian :

dmesg | tail

yang artinya keluaran dari sebuah perintah, akan difilter sebanyak 10 yang terakhir. Tail begitu sangat berguna terutama untuk membuka file-file log webserver atau sejenisnya yang selalu berjalan. Windows/DOS  akan memiliki kesulitan dalam memmbuka file-file besar berjalan seperti ini. Dan ketika terbuka pun, Windows tidak akan menampilkan pesan terakhir yang muncul. Untuk itu dapat anda cari juga program tail for windows http://tailforwin32.sourceforge.net/

 

 

more

More ini berfungsi untuk menampilkan file text perhalaman yang digabung dengan perintah yang lain misalnya adalah cat. Jika sebuah file text yang berukuran besar, seperti /var/log/messages dengan lebih dari 200 baris, maka dengan more dapat ditampilkan perhalaman. Dengan menekan spasi maka muncul perhalaman ke bawah. Contoh penggunaannya adalah :

more /var/log/messages

sama dengan

cat /var/log/messages|more

 

Untuk keluar sebelum file berakhir dapat digunakan tombol q

 

less

Less ini sama dengan more, hanya saja less dapat diperlakukan naik turun halaman dengan menggunakan tombol U (up) dan D (down). Misal

less /var/log/smsd.log

Untuk keluar dapat digunakan tombol q

 

last

Perintah last digunakan untuk mengetahui siapa yang terakhir login. Hal ini memang tidak bisa dicari persamaannya di windows.

 

top

Perintah top digunakan untuk mengetahui task yang paling besar menggunakan memori. Untuk keluar dari perintah ini dapat menggunakan tombol Q.

 

whoami dan who

who adalah perintah untuk mengetahui siapa saja yang sedang login di komputer tersebut. Biasanya perintah ini disingkat dengan w. Sedangkan whoami adalah perintah untuk mengetahui saat ini kita login sebagai apa.

Sebenarnya masih sangat banyak perintah dasar linux yang fiturnya tidak tertiru di Windows. Namun disini dijelaskan tujuh saja yang paling sering digunakan. Sedangkan beberapa perintah memang banyak yang memiliki kegunaan sama misal :

cat (Linux) vs type (Windows)
ls (Linux) vs dir (Windows)

dan lain sebagainya.

Semoga artikel ini bermanfaat

[Tips Trick] Mengatur BitRate/Bautrate Modem SMS dan Internet di Linux

Seiring dengan pesatnya teknologi yang berjalan di era ini, terutama teknologi mobile dan seluler, maka semakin meningkat juga kebutuhan akan modem mobile, baik modem GSM maupun CDMA berbagai jenis. Modem ini sesuai dengan namanya bertugas untuk memodulasi dan demodulasi frekuensi pembawa suatu data. Baik data itu adalah data internet ataupun data yang lain.Modem GSM/CDMA membawa data internet dan bertugas memisahkan data internet dari frekuensi pembawanya. Modem ini bekerja dengan frekuensi tertentu yang sering disebut dengan BITRATE atau BAUDRATE. Untuk di Windows, cara mengetahui frekuensi kerja dari sebuah modem ini tinggal dilakukan di Device Manager. Baudrate/bitrate dapat diatur sesuai dengan kebutuhan, yang nantinya mungkin akan digunakan untuk internet (jika di linux menggunakan wvdial), untuk SMS Gateway (baik menggunakan engine Gammu, SMSTools, Kannel, GNokii) untuk saling disesuaikan terhadap konfigurasi engine tersebut.

Jika di windows sudah sangat mudah cara mengetahui dan mengatur bitrate, bagaimanakah di Linux? Sangat mudah. Kita tinggal memanfaatkan perintah stty.Namun sebelumnya memang harus dipastikan terlebih dahulu, modem terinsert / termount di bagian mana. Untuk linux, modem biasanya akan termount sebagai ttyUSB0 di direktori /dev/ . Jika biasanya kita menggunakan USB modem, maka kita tinggal mencari di :

ls /dev/ | grep ttyUSB

 

Jika modem USB telah plug / terpasang, maka akan muncul seperti ini :

crw--w----   1 root tty         4,  20 2012-05-15 07:14 ttyUSB0

 

Jika tidak muncul berarti modem USB belum terpasang. Bisa juga kita gunakan perintah dmesg seperti :

 

dmesg | grep ttyUSB | more

 

Jika telah terpasang, biasanya akan muncul seperti ini :

 

[   22.996872] usb 3-2: pl2303 converter now attached to ttyUSB0

 

selanjutnya dengan mode root, kita lakukan pengecekan Bitrate dengan cara :

 

stty -F [device]

 

Contoh

 

stty -F  /dev/ttyUSB0

 

perintah ini akan menghasilkan keluaran angka misal : 9600

 

Bagaimana untuk mengatur bitrate? Pengaturan bitrate masih sama, menggunakan stty. Hanya saja perlu ditambahkan angka bit yang bisa dimasukkan sebagai bitrate modem pada bagian setelah -F , seperti contoh berikut:

 

stty 115200 -F /dev/ttyUSB0

 

Selama modem tersebut kuat dan dapat menerima value tersebut, modem akan terset dengan angka tersebut. Angka yang bisa digunakan antara lain : 9600, 19200, 57600, 115200, 230400. Tergantung kekuatan modem. Setelah itu seharusnya anda check kembali apakah stty telah bisa dijalankan dengan angka tersebut. Nah setelah itu, anda test server SMS Gateway anda, atau Wvdial anda. Semoga artikel ini bermanfaat

 

 

Contoh konfigurasi yang biasa digunakan :

  • Gammu, konfigurasi pada gammurc dan smsdrc / gammu-smsdrc
    
    [gammu]
    .
    .
    device = com[sekian]
    connection = at115200
    .
    .
    
    
  • SMS Tools, konfigurasi ada pada /etc/smsd.conf atau custom
    .
    .
    [GSM1]
    device = /dev/ttyUSB0
    incoming = yes
    baudrate = 9600
    
    .
    .
    
    
  • WVDial, konfigurasi pada /etc/wvdial.conf
    .
    .
    Modem = /dev/ttyUSB0
    Baud = 9600
    New PPPD = yes
    
    .
    .
    

Table dan Command Permission Linux

Linux, memiliki sejumlah pengaturan hak akses terhadap file dan perintah serta administrasi sistem. Salah satu diantaranya adalah file permission mode. Jika anda lihat pada konsol anda, dan dilakukan listing direktori dengan perintah :

ls -al

maka akan muncul kira kira seperti demikian:

drwxr-xr-x 2 bimo     bimo      7112 2012-05-13 09:59 .
drwxr-xr-x   9 root     root       208 2012-03-27 20:43 ..
-rw-r--r--   1 bimo     bimo      4513 2010-10-18 23:17 satu.doc
-rw-r--r--   1 bimo     bimo     18883 2010-11-23 20:31 dua.doc

Perhatikan pada notasi urutan penulisannya. pada blok pertama menunjukkan permission dari file/folder tersebut. Blok kedua adalah jumlah item, blok ketiga adalah user, blok ke empat adalah group, blok kelima adalah ukuran dalam bytes, selanjutnya adalah timestamp dan nama file.

 

NOTASI PERMISSION

Notasi Permission file/directory linux memiliki urutan sebagai berikut

[d/s/-]      [rwx]      [rwx]      [rwx]
1              2            3            4

 

1 : Petunjuk bawah itu direktori/folder, atau file, atau symlinks ke file lain

2 : Hak akses user. R : Read, W: Write, X : Execute

3 : Hak akses group

4 : Hak akses Others

 

Untuk group, bisa jadi satu user dimasukkan ke dalam group user yang lain. Secara umum, seluruhnya masuk dalam group users. Dalam notasi tersebut, jika bagian r berisi r , berarti akses terhadap user/grup tersebut diijinkan. Namun berisi tanda – berarti tidak diijinkan. Begitu pula dengan w dan x.

 

NOTASI ANGKA UNTUK PERMISSION

Linux menggunakan notasi angka untuk mempermudah administrasi pengelolaan hak akses. Notasi tersebut akan berisi seperti demikian :

r : bernilai 4

w : bernilai 2

x : bernilai 1

 

Sehingga jika sebuah user memiliki semua akses akan bernilai 7. Jika user, group, dan others memiliki akses r,w,x akan bernilai 777

 

 

u g o
r 4 4 4
w 2 2 2
x 1 1 1
Value 7 7 7

PEMILIKAN / OWNERSHIP
Kepemilikan dikenal beberapa macam antara lain :
u : user, pemilik
g : group, group
o : others, siapapun juga
a : all

PERINTAH / COMMAND
Perintah administrasi kepemilikan adalah : chmod, artinya adalah change permission mode. Syntax umumnya adalah seperti berikut :

chmod user+permission file/folder = menambahkan hak akses user terhadap aktifitas tertentu. Contoh

chmod a+r /home/bimo/anu/ = mengijinkan pembacaan oleh seluruh user, terhadap direktori /home/bimo/anu

chmod user-permission file/folder = mengurangi hak akses user terhadap aktifitas tertentu. Contoh:

chmod og-w /home/bimo/anu/ = menghapus hak tulis group dan others terhadap direktori /home/bimo/anu

chmod -R user+permission = menambah hak akses user sampai ke dalam subdirektori dan file. Contoh:
chown -R ug+w /home/bimo/anu = menambah hak akses user dan group hingga ke dalam subdirectory (recursively) apapun yang ada di directory /home/bimo/anu

COMMAND chmod dengan NOTASI ANGKA
Untuk mengatur langsung seluruh direktori dengan lengkap hak aksesnya dapat digunakan seperti ini

chmod notasi file/folder

Contoh

chmod 755 /home/bimo/anu

artinya adalah melakukan pengaturan hak akses terhadap /home/bimo/anu dengan setting
user : read + write + execute
group: read + write
other: read + write

atau secara recursively dengan menambahkan -R,untuk akses ke dalam seluruh subdirektori adalah :

chmod -R 777 /home/bimo/anu

artinya adalah seluruh user, group dan others mendapatkan hak read, write, dan execute ke dalam seluruh direktori dan subdirektori dalam direktori /home/bimo/anu

Selamat membaca, semoga bermanfaat

[Tips Trick] Bisakah Aplikasi Web Menjalankan File yang Dimiliki root Linux?

Linux, dirancang sebagai sistem operasi yang aman. Keamanan Linux didukung dengan beberapa fitur dasarnya antara lain ketatnya pengaturan akses, ijin / permission dan kepemilikan / owner. User pemilik hak tertinggi adalah super-user yaitu root. User root memang dirancang untuk bertugas terhadap administrasi-admistrasi dan pengaturan-pengaturan dasar bagi lancarnya sistem. Sebuah pengaturan yang ketat biasanya akan berpengaruh terhadap operasional file di tingkat user biasa. Sedangkan biasanya kenyamanan penggunaan akan mengakibatkan celah keamanan. Sehingga dengan demikian seorang sistem administrator harus bijak dalam mengeluarkan keputusan pengaturan sistem.

Dalam sebuah sistem server, layanan web akan dilayani oleh web server. Pada umumnya dalam linux ditangani oleh Apache, LightHTTPD, atau juga Nginx ( n-gin-x / baca engine-x). Seluruh webserver ini akan dihidupkan oleh sistem atau oleh root. Namun demikian webserver ini akan berjalan dengan mode bukan root. Biasanya untuk Linux keturunan RedHat, webserver akan berjalan sesuai namanya yaitu sebagai user apache, atau user nginx atau kadang diset juga sebagai user nobody. Sedangkan berbasis Debian, seperti ubuntu, mint, akan berjalan dengan nama www-data. Dengan demikian, seluruh file yang akan dipublish ke web harus memiliki properti ijin yang boleh diakses oleh user webserver tersebut. Jika saya menggunakan ubuntu, maka biasanya dalam DocumentRoot sistem komputer saya akan memiliki hak akses seperti berikut :

bimo@bimo-laptop ~/www/ $ ls -al
total 499721
drwxr-xr-x 311 www-data www-data      15136 2012-05-11 13:12 .
drwxr-xr-x  23 www-data www-data        544 2012-03-29 13:48 ..
drwxr-xr-x   3 www-data www-data         88 2010-11-28 21:11 sistemdpr
drwxr-xr-x   3 www-data www-data         80 2010-11-28 21:12 hack
drwxr-xr-x   9 www-data www-data        672 2011-04-22 14:35 aplikasi
-rw-r--r--   1 www-data www-data     4571 2010-11-21 07:32 index.php

 

Dalam contoh diatas, terdapat beberapa notasi atau urutan properti dari sebuah direktori/folder atau file. Tentang hal ini akan dibahas di lain posting.

Sebuah file yang dimiliki oleh root, jika user lain tidak diberi akses baik eksekusi, baca maupun modifikasi, maka user sistem tersebut akan gagal melakukan pembacaan file. Begitu juga dengan user apache/web. Ketika user web gagal, maka file tersebut tidak akan tampil di browser karena apache gagal melakukan pembacaan user. Dengan demikian sangat disarankan kepemilikan web adalah milik webserver user.

 

Mengapa webserver tidak boleh berjalan sebagai root?

Dengan alasan keamanan, webserver memang tidak boleh berjalan sebagai root. Sebuah aplikasi web dinamis kadang tanpa disadari, mengandung bug atau kesalahan pemrograman yang berbahaya. Sehingga ketika sebuah intrusi hacker masuk ke dalam web, hacker tersebut dapat melakukan apa saja setingkat dengan root. Hal ini sangat berbahaya. Misalkan adalah jika terdapat script yang mengijinkan user melakukan upload file, dan ternyata file tersebut adalah suatu tools yang memungkinkan adanya operasional sistem, maka jika user web adalah root, sangat mungkin sang hacker dapat membuat operasional penuh terhadap sistem, seperti menghapus seluruhnya, mematikan komputer, mengganti konfigurasi.

 

Dapatkah webserver dipaksa untuk berjalan sebagai root?

Secara teknis bisa saja. Namun sangat beresiko. Proses penggantian user yang akan dijalankan oleh webserver ada dalam konfigurasi webserver. Untuk apache terdapat pada apache.conf (debian) atau httpd.conf, untuk Redhat, Slackware, CentOS dll, yaitu pada bagian ini :

User apache
Group apache

namun sekali lagi tidak disarankan untuk mengganti menjadi user pelaku administrasi, terutama root.

 

Apakah berarti aplikasi web tidak dapat menjalankan pekerjaan-pekerjaan sistem?

Dalam kenyataannya, aplikasi web sering harus menjalankan : SMS Gateway, Menghidupkan dan mematikan webserver secara webbase, dan lain sebagainya. Kadang juga harus melakukan penggantian password user untuk satu alasan. Dapatkah? Ya, dapat. Yaitu dengan menyiasati dengan memanfaatkan file konfigurasi root /etc/sudoers/. Sudo adalah sebuah perintah yang artinya superuser do, atau dikerjakan dengan mode superuser. User yang dapat melakukan sudo adalah user yang terdaftar dalam /etc/sudoers ini. Dengan beberapa configuration maka sudoers dapat juga dilakukan tanpa password atau dengan password. Kira-kira isi sudoers adalah seperti berikut:

# /etc/sudoers
#
# This file MUST be edited with the 'visudo' command as root.
#
# See the man page for details on how to write a sudoers file.
#

Defaults        env_reset

# Host alias specification

# User alias specification

# Cmnd alias specification

# User privilege specification
root    ALL=(ALL) ALL
bimo    ALL=(ALL) NOPASSWD: ALL
# Allow members of group sudo to execute any command
# (Note that later entries override this, so you might need to move
# it further down)

%sudo ALL=(ALL) ALL
#
#includedir /etc/sudoers.d

 

 

BERDEAL ANTARA APLIKASI DENGAN SUDOERS

Misal saya memerlukan akses root untuk menghidupkan sebuah server sms gateway. Sedangkan server tersebut akan dihidupkan dengan mode root dengan perintah :

/etc/init.d/sms start

Maka saya akan membuat script bernama sms.php yang kira-kira sebagai berikut:

 

$cmd  = "/etc/init.d/sms start";

exec($cmd,$ret);

 

Dengan perkiraan operasional adalah jika saya akan menghidupkan server sms adalah

http://namaserver/sms.php

 

 

Script itu hampir akan susah dijalankan oleh webserver. Maka saya akan mengganti script tersebut sebagai berikut :

  1. Membuat sebuah script shell yang berfungsi menghidupkan sms
  2. Membuat permission executable terhadap shell dan dapat diakses dan dieksekusi oleh webserver
  3. Mengganti konfigurasi sudoers
  4. Membuat script php yang akan menjalankan bash shell administrator sms.

 

SCRIPT SHELL

#/bin/bash

#file /opt/smsstart.sh

/etc/init.d/sms start

 

PERMISSION

chown root:root /opt/smsstart.sh

chmod a+x /opt/smsstart.sh

 

KONFIGURASI SUDOERS

# /etc/sudoers
#
# This file MUST be edited with the 'visudo' command as root.
#
# See the man page for details on how to write a sudoers file.
#

Defaults        env_reset

# Host alias specification

# User alias specification

# Cmnd alias specification

# User privilege specification
root    ALL=(ALL) ALL
bimo    ALL=(ALL) NOPASSWD: ALL


#perhatikan bagian ini
www-data ALL=NOPASSWD: /opt/smsstart.sh

# Allow members of group sudo to execute any command
# (Note that later entries override this, so you might need to move
# it further down)

%sudo ALL=(ALL) ALL
#
#includedir /etc/sudoers.

 

 

 

SCRIPT PHP

 

$cmd  = "/opt/smsstart.sh";

exec($cmd,$ret);

 

 

Dengan trik seperti ini, maka kita tetap dapat membuat aplikasi web yang bertujuan untuk melakukan operasional / administrasi yang dapat dilakukan oleh root secara terbatas dan ketat. Yaitu dengan membuat apache/webserver memiliki hak akses setara root untuk menghidupkan sms melalui file /opt/smsstart.sh Namun, untuk hal ini tetap membutuhkan kehati-hatian dalam berprogramming.

Sekian, sekedar tulisan dan sekedar berbagi, semoga bermanfaat.

[Contoh] Operasional Sharing Directory Linux Mode Console Client Mode

Dalam sebuah jaringan LAN atau WAN, sudah wajar jika digunakan sharing directory / folder untuk dapat diakses oleh komputer lain dalam jaringan tersebut. Dalam sistem struktur directory Windows terdapat dua model perlakuan, yaitu mode GUI dan mode COMMAND LINE. Mode GUI sangatlah mudah, tinggal pilih foldernya, klik kanan, share. Namun memang ada pilihan juga yaitu apakah akan menggunakan Just Enable Simple File Sharing atau tidak. Jika tidak, maka kita harus menentukan akun user yang dapat mengakses folder tersebut. Mode command line, dapat dilakukan dengan mudah juga, tinggal menggunakan opsi dalam command NET SHARE.

Demikian juga proses melakukan akses ke komputer lain, untuk Windows tinggal melakukan pembukaan Windows explorer, dan ketik \\namakomputer atau \\ipaddress. Mode Command Prompt juga akan mudah dilakukan dengan menggunakan opsi NET SHARE. Untuk lebih jelas tentang sharing directory windows, akan dijelaskan lebih lanjut dalam posting tersendiri.

 

Untuk linux, sharing directory dapat dilakukan dengan menggunakan SAMBA. Sharing ini baik di Windows maupun Linux bersifat Client – Server, dimana folder ter-share akan diletakkan pada posisi server. Samba ini memanfaatkan port sharing Windows yaitu 135, 139 (netbios-ssn) dan 445 (microsoft-ds). Mode yang bisa digunakan ada dua juga, yaitu mode GUI dan mode Command Line.

 

CLIENT MODE

Client adalah pengakses layanan dari server samba. Proses melakukan akses dengan mode GUI, dapat dilakukan dengan sangat mudah, buka File Manager anda, entah dengan nautilus atau konqueror, atau yang lain, ketikkan smb://namakomputer atau smb://ipaddress

Kira-kira hasilnya akan seperti ini

 

Jika berpassword, tentu akan diminta username dan password dari shared folder tersebut. Server dapat juga dari direktori yang berasal dari windows, linux ataupun yang lain.

 

Untuk COMMAND LINE mode, ini juga dibutuhkan karena kadang server yang kita gunakan sengaja tidak mendukung tampilan grafis. Maka dapat kita gunakan langkah berikut ini:

  1. Melihat direktori tershare dengan perintah :
    smbclient -L ipaddress
  2. Melakukan pembuatan direktori di komputer lokal untuk menampung shared directory. Contoh :
    mkdir tempshare
  3. Melakukan mounting tipe samba dari shared komputer yang terlihat ke dalam direktori lokal yang dibuat:
    sudo mount -t smbfs //192.168.1.100/share tempshare/

 

Contoh :

smbclient -L 192.168.1.100

 

hasil:

Unknown parameter encountered: "netbios"
Ignoring unknown parameter "netbios"
Enter bimo's password:
Domain=[NOGROUP] OS=[Unix] Server=[Samba 3.4.0]

Sharename       Type      Comment
---------       ----      -------
IPC$            IPC       IPC Service (wedhus-laptop server (Samba, CentOS))
print$          Disk      Printer Drivers
Print_to_PDF    Printer   Print to a PDF File
MP140-series    Printer   Canon MP140 series
Canon-iP2700-series Printer   Canon iP2700 series
Canon-iP1800-series Printer   Canon iP1800 series
share           Disk
Domain=[NOGROUP] OS=[Unix] Server=[Samba 3.4.0]

Server               Comment
---------            -------
WEDHUS-LAPTOP          wedhus-laptop server (Samba, CentOS)

Workgroup            Master
---------            -------
NOGROUP              WEDHUS-LAPTOP

Di situ terlihat sebuah folder share bernama SHARE

mkdir tempshare

sudo mount -t smbfs //192.168.1.100/share tempshare/

ls tempshare

hasilnya adalah

imagessky  nasadump2409.sql  rumcug.exe  tgbop  tinymce.zip  usb-driver-c2000.zip  vnc-4_1_3-x86_win32.exe  vnc-4_1_3-x86_win32.zip

 

Untuk melepas sharing, dapat dilakukan dengan :

umount tempshare

 

 

Untuk mode setting server sharing, akan dapat dibahas di lain posting. 🙂 Semoga bermanfaat.

[Contoh] Cara Mudah Membuat Notasi Data untuk Grafik JQuery JQPlot dengan PHP

Salah satu kelemahan JQPlot dibanding HighChart adalah pembuatan notasi data grafik untuk diplot ke dalam halaman web. Seperti beberapa artikel lalu , HighChart memiliki kemudahan penulisan notasi, karena berjajar notasi sejenis, sesuai dengan arraynya. Berbeda dengan JQPlot. Penulisan notasi JQPlot berupa notasi bersama antara array x dan array y. Contoh: Misal kita memiliki dua array yang akan dijadikan grafik.

 

$r1 = array('1','3','5','7','9','11');

$r2 = array('1','2','1','2','1','2');

 

Pembuatan grafik dengan Highchart akan menggunakan cara seperti ini :

 

.
.
.
xAxis : {

categories : ['1','3','5','7','9','11']

},
.
.
.

series : ['1','2','1','2','1','2'];
.
.
.

 

 

Sedangkan JQPlot memiliki notasi seperti berikut :

$.jqplot('spacegrafik',  [[[1,1],[3,2],[5,1],[7,2],[9,1],[11,2]]]);

Padahal biasanya PHP akan menghasilkan data berasal dari array yang didapat dari MySQL, PostgreSQL, database lainnya, atau memang berupa data array. Untuk itu biasanya pembuatan grafik JQPlot jelas memakan satu langkah lebih banyak daripada penggunaan Highchart. Namun dengan beberapa kelebihan JQPlot, ditambah dengan kesukaan masing-masing developer, maka tidak salah mencoba menyiasati pembuatan notasi grafik ini. Pembuatan notasi Grafik JQPlot akan coba kita jelaskan pada code berikut ini :


 




 

Nah kira kira hasilnya adalah seperti demikian



Nah, selamat mencoba, semoga bermanfaat.